Jimi Hendrix


Gitaris rock zaman ini yang mencari guru abadi atau sekedar melongok puncak permainan hanya akan menemui satu orang, siapa lagi kalau bukan Jimi Hendrix. Kepadanyalah dan dia sajalah segala tekhnik yang ada sekarang dirujukkan. Fenomena itu sebenarnya paradoks dengan kenyataan bahwa Jimi sudah tidak ada lagi. Dia meninggal di Rumah Sakit St. Mary Abbot, London, karena berlebihan menelan obat bius. Konon, dia mengakhiri hidupnya sendiri. Namun jika memperhatikan benar, Jimi-lah yang "menemukan" hampir semua kemungkinan eksplorasi bermain gitar. Pada masanya, ketika aksesoris sound masih sangat terbatas, dia sudah memainkan wah dan distorsi yang sempurna yang lalu menjadi fondasi Rock N Roll di masa-masa sesudahnya. Dia bahkan melengkapi diri dengan jurus-jurus akrobatik, misalnya memetik senar dengan gigi.

Lahir pada 27 November 1942 di Seattle, Amerika Serikat, dengan nama Johnny Allen Hendrix, Jimi menaruh perhatian kepada musik, khususnya gitar. Jagoan gitar pada masa itu, seperti B.B. King, Muddy Waters, Buddy Holly, dan Robert Johnson, sebagai idolanya. Gitar pertama, jenis akustik, diperolehnya pada ayahnya pada musim panas tahun 1958. Dengan modal itu dia bergabung dengan The Velvetones. Dan sejak itu jalan hidupnya seperti sudah digariskan. Dengan The Velvetones, Jimi hanya ikutan selama 3 bulan. Pada musim panas berikutnya, berbekal dengan gitar listrik baru yang lagi-lagi diperolehnya dari ayahnya, Jimi bergabung dengan The Rocking Kings. Sesudah itu Jimi sempat mengikuti wajib militer dan membentuk band di barak tapi tidak lama. Cedera yang memberhentikannya dari dinas. Perubahan besar terjadi ketika dia bertemu dengan Chas Chandler pembetot bass Animals, band yang punya hits The House of the Rising Sun. Chas yang memutuskan keluar dari Animals dan memilih pekerjaan baru sebagai manajer membawa Jimi ke Inggris. Di sana Chas mempertemukan Jimi dengan Mitch Mitchell, drummer, dan Noel Redding, pemain gitar yang diminta membetot bas. Bersama mereka berdua, Jimi lalu membentuk Jimi Hendrix Experience.


Experience cepat melambung. Single pertamanya, Hey Joe, sempat 10 minggu ngendon di tangga lagu-lagu Inggris, mencapai posisi tertinggi keenam pada awal 1967. Sukses ini segera disusul album Are You Experience. Inilah rekaman yang disebut-sebut sebagai kompilasi baru musik yang sama sekali radikal, album yang menyuarakan semangat generasi pada masa itu. Tapi popularitas di negeri sendiri baru diperoleh ketika Jimi berkesempatan manggung di Monterey International Pop Festival, County Fairground, Monterey, Kalifornia, pada 1967. Di sinilah Jimi memamerkan aksi teatrikal yang fenomenal, membakar dan menghancurkan gitarnya. Bendera karier Jimi terkerek tinggi-tinggi sejak itu. Dalam waktu kurang dari setahun, antara 1968-1969, bersama Mitch dan Noel, dia merilis Axis: Bold as Love dan album ganda Electric Ladyland. Pada album yang disebut terakhir Jimi, yang akhirnya memiliki studio sendiri, mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai gitaris maupun sebagai operator-sound engineer. Album itu sukses besar tapi korban tak terhindarkan, Experience Bubar.

Jimi memang tak lalu ikut tenggelam. Dia bahkan masih sempat meramaikan festival band yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah musik rock, Woodstock Music & Art Fair. Waktu itu tahun 1969, Jimi yang tampil bersama Gypsy Sons & Rainbows (antara lain diperkuat Mitch), mengantongi bayaran 125 ribu dolar Amerika Serikat, tertinggi di antara para artis lain. Sebuah bayaran yang pantas tapi rupanya itulah penampilan akbar terakhir bagi Jimi. Setahun kemudian ia lebih memilih meninggalkan semuanya, selama-lamanya. Pengaruh Jimi di dunia musik justru tetap hidup hingga kini.

The Beatles


The Beatles adalah salah satu grup musik paling awal sekaligus paling berpengaruh di era modern. Beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, kebanyakan lagu mereka ditulis oleh Lennon dan McCartney. Popularitas mereka sedemikian tingginya di Britania Raya sehingga di tahun 1963 pers menelurkan istilah “Beatlemania”. Kemudian mereka meraih sukses di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Dibentuk di Liverpool pada tahun 1959 dengan formasi awal John Lennon (Vokal, Gitar), Paul Mc Cartney (Vokal, Gitar), George Harrison (Vokal, Gitar), Stuart Sutcliffe (Bass) dan Pete Best (Drum). Namun tak lama kemudian Stuart Sutcliffe mengundurkan diri (hijrah ke Jerman dan menikahi Astrid Kircherr dan meninggal disana tahun 1962 akibat pendarahan di otak). Lalu pada tahun 1962 Pete Best hengkang dari The Beatles, dan posisinya digantikan oleh Richard Starkey alias Ringo Starr.

Manager The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mengenal Beatles lewat banyaknya request pembeli piringan hitam di toko musiknya. Pertama kali Brian mencoba menawarkan Beatles kepada Decca Record, label besar perusahaan rekaman kala itu. Audisi bisa didapat, hanya saja manajemen Decca berpendapat bahwa kelompok musik gitar sudah lewat masa tenarnya. Kendati keempat pemuda menjadi patah arang, Brian akhirnya bisa mendapatkan audisi bagi mereka di satu label rekaman, Parlophone, yang sejatinya adalah perusahaan rekaman untuk siaran radio. George Martin, manajer Parlophone, setuju, dan dimulailah perekaman untuk album pertama The Beatles yang bertajuk "Please Please Me". Lagu Please Please Me dan Love Me Do merupakan andalan untuk album tersebut. The Beatles pada awalnya bernama The Quarrymen di tahun 1957. Quarrymen adalah sebuah band skiffle (band dengan menggunakan alat-alat rumah tangga, yang saat itu sedang tren di Liverpool) yang beranggotakan Lennon dan teman-temannya di Quarry Bank Grammar School. Di tanggal 6 Juli 1957, Quarrymen tampil pada sebuah acara gereja di Gereja St. John, Woolton. Di acara inilah Lennon pertama kali bertemu dengan Paul McCartney, yang saat itu menonton penampilan Quarrymen. McCartney sangat kagum akan penampilan band tersebut, dan lalu menghampiri Quarrymen di belakang panggung, ditemani temannya Ivan Vaughan yang juga teman Lennon.

Tak lama kemudian, McCartney bergabung dengan Quarrymen. Lennon dan McCartney menjadi sangat dekat, dan sering terlihat bersama. Keduanya terlibat dalam rasa 'senasib' karena keduanya kehilangan ibu mereka di masa mudanya. McCartney juga kehilangan ibunya karena kanker, saat usianya 15 tahun. Lennon dan McCartney mulai menulis lagu bersama maupun sendiri-sendiri. Salah satu lagu yang dihasilkan pada masa-masa ini adalah 'Hello Little Girl' yang kemudian menjadi hits oleh The Fourmost di tahun 60an.

Kemudian, McCartney memperkenalkan temannya, George Harrison, yang setahun lebih muda daripadanya kepada Lennon. Harrison yang piawai bermain gitar pun berkeinginan bergabung dengan Quarrymen. Lennon, yang pada awalnya keberatan karena Harrison dinilai terlalu muda, akhirnya pun setuju setelah dibujuk McCartney. Bergabungnya Harrison disusul oleh Stuart Sutcliffe, sahabat Lennon di Sekolah Seni, yang menjadi basis. Sutcliffe sebenarnya tidak dapat bermain bas, namun Lennon bersikeras untuk mengajaknya ikut dengan Quarrymen. Quarrymen pertama kali merekam suara mereka dalam lagu "That'll be the Day", lagu Buddy Holly, dan "In Spite of All The Danger", sebuah instrumental karangan McCartney dan Harrison. Kedua lagu ini, bersama lagu-lagu yang belum dirilis sebelumnya, kemudian dirilis secara resmi di tahun 1994, lewat album The Beatles Anthology.

Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama 'The Beatles', nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi manajer mereka, dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg, beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah drummer mereka saat itu. Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.

Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam 'My Bonnie' bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.

The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik North End Music Store (NEMS) di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman 'My Bonnie' yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.

Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang kompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnya bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel 'Love Me Do' yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, 'Please Please Me', menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.

Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun 'I Wanna Hold Your Hand' di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai 'British Invasion'. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.

Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.

Setelah kematian Epstein di tahun 1967, Lennon adalah orang yang tidak senang akan tindakan McCartney yang mengambil alih kepemimpinan band itu. Ia membenci proyek-proyek yang dipimpin McCartney, seperti film Magical Mystery Tour dan Let It Be. Lennon juga menjadi orang yang pertama kali melanggar kesepakatan awal The Beatles, yaitu untuk tidak membawa istri dan pacar pada proses rekaman, dengan membawa Yoko Ono dalam proses pembuatan album White Album di tahun 1968. Lennon juga orang yang pertama menyatakan ingin keluar dari The Beatles.

Setelah band ini bubar di tahun 1970, perseteruan antara Lennon dan McCartney terus berlanjut. Salah satunya adalah Lennon kesal karena McCartney mendahuluinya dalam menyatakan bubarnya The Beatles. Lennon, Harrison dan Starr juga melawan McCartney di pengadilan dalam membubarkan band ini.

Musik 8 bit (Chiptune)


Pengertian 8 bit (Chiptune)

Chiptune adalah musik yang dibuat dari sound format yang telah di syntesizekan secara realtime oleh computer atau video game sound chip. Chiptune sangat popular pada periode pertengahan 1980s sampai akhir 1980s dimana pada saat itu untuk membuat musik dengan computer hanya tersedia sound chip tersebut. Medium tersebut memberikan fleksibilitas kepada para composer dalam menciptakan instrument sendiri, tetapi dikarenakan sound chip komputer pada saat itu hanya tersedia simple tone generator dan noise generator, mengakibatkan keterbatasan dalam menciptakan sound yang lebih complex. Chiptune kadang terdengar “kasar” dan “menciut2” bagi para pendengar yang tidak biasa dengan musik tersebut dan chiptune juga sangat berhubungan dekat sekali dengan video game music.

8 bit (Chiptune): Musik Berfidelasi Rendah

Tentu kalian masih ingat theme song dari game Super Mario brother atau Zelda yang kita mainkan dengan NES (Nintendo Entertaintment System) atau Game Boy. Sampai sekarang theme song tersebut masih melekat diingatan kita. Suara yang dihasilkan sangat sederhana dan mempunyai cirri khas atau karakter tersendiri. Ya, itu adalah salah satu contoh dari musik 8 bit (chiptune). Chiptune atau chip music (musik chip) adalah musik yang dibuat dari sound format yang telah disentiskan secara realtime atau komputer atau video game sound chip. Berawal ketika bangkitnya era home komputer dan home game consoles pada awal 80an. Musik ini dibuat dengan menggunakan komputer kuno seperti commodore 64, commodore amiga atau Atari ST dan video game console seperti gameboy, NES dan Atari 2600. Pada awalnya, musik 8 bit (chiptune) ini hanya digunakan untuk mengcompose soundtrack game tetapi setelah itu banyak yang membuat musik 8 bit (chiptune) secara komersil dan sangat popular di tahun 80an. Secara garis besar, musik 8 bit (chiptune) dibuat dengan menggunakan tracker. Ada banyak sekali jenis musik 8 bit (chiptune) berdasarkan console atau computer yang digunakan. Salah satu yang popular digunakan sampai saat ini adalah gameboy. Musik 8 bit (chiptune) yang dibuat dengan menggunakan gameboy sangat terkenal kepraktisannya. Tingkat kepopuleran gameboy musik bermula pada tahun 1998, ketika seorang art student dari Jerman bernama Oliver Wittchow merilis catridge bernama nanoloop. Sebuah kaset game gameboy yang digunakan khusus untuk membuat musik. Disusul oleh Johan Kotlinski dari Swedia yang merilis Littlesounddj atau LSDJ pada tahun 2000. Kedua program itu sangat banyak digunakan oleh para musisi gameboy.

Komunitas 8 bit (chiptune) musik termasuk kecil tapi tersebar di seluruh dunia dengan banyak musisi yang menciptakan genre yang berbeda. Mereka bergerak secara underground dan sangat aktif menjalin hubungan antar Negara. Banyak sekali event musik 8 bit (chiptune) international yang diselenggarakan seperti Blip Festival di New York, Microbo Party di Italia dan Lo-Bit Playground di Jepang. Suatu budaya kuno yang masih hidup di zaman modern.

Bagi mereka, keterbatasan tekhnologi bukanlah suatu halangan untuk berkarya. Malah itu menjadi suatu tantangan yang sangat menarik, yaitu menghasilkan sesuatu yang maksimal dari medium yang minimal. Seperti slogan dari salah satu website komunitas 8 bit (chiptune) www.micromusic.net yaitu “low tech music for high-tech people” itulah kutipan dari salah satu musisi Indonesia Chiptune yang mengagas musik ini di Indonesia yaitu JW86.




8 bit (Chiptune) Di Indonesia
Sejak tahun 2006, musik 8 bit (chiptune) mulai muncul di permukaan tanah air Indonesia. Menjadikan sebuah sejarah tersendiri akan perjalanan membudayakan musik dari video game console yang terus berkembang sampai sekarang. Gerakan musik 8 bit (chiptune) di Indonesia telah menjadi sebuah kesatuan yang kokoh, dan juga menghasilkan musisi-musisi berbakat.

Dengan keterbatasan yang ada di dalam meramu musik ini, para musisi cenderung lebih inovatif dalam berkarya. Hingga makin memunculkan sub-genre tersendiri pada musik 8 bit (chiptune), bias dibayangkan seperti aplikasi alunan musik dari trance, house, pop, drum & bass, sampai grindcore yang dimainkan dengan menggunakan media berfedilasi rendah. Kiprah para musisi 8 bit (chiptune) Indonesia sendiri telah terdengar luas oleh komunitas 8 bit (chiptune) di Amerika dan Eropa, menjadikan nama Indonesia sebagai Negara yang menelurkan musisi 8 bit (chiptune) yang berbobot dari Asia Tenggara.

Mungkin banyak yang asing dengan 8 bit (chiptune). Ini bukan processor atau chip grafis model terkini. Tapi ini adalah salah satu jenis musik yang awalnya dibuat untuk mengiringi game pada console, arcade, atau handheld pada tahun 80-an. Musisi 8 bit (chiptune) pada masa itu membuat musik untuk mengisi soundtrack atau elemen efek game console seperti Atari ST, Commodore 64. Keunikan dari musik 8 bit (chiptune) adalah pada sound 8 bit dan 16 bit (4.41khz-48khz-96khz). Di bawah itu hanya menyerupai dalam 4 gelombang dasar. Di dalam 8 bit (chiptune) sendiri terdapat 4 jenis basic waveform yaitu sine wave, squere wave, pseudo-triangle dan low-resolution noise. Chiptune atau Chip Music atau Micromusic sangat popular pada periode pertengahan 1980 sampai awal 1990. Dimana pada saat itu untuk membuat musik dengan komputer hanya tersedia sound chip tersebut. Medium tersebut memberikan fleksibilitas kepada para composer-composer dalam menciptakan instrument sendiri. Tetapi dikarenakan sound chip komputer pada saat itu hanya tersedia simple tone generator dan noise generator, mengakibatkan keterbatasan dalam menciptakan sound yang lebih kompleks. 8 bit (chiptune) kadang terdengar “kasar” dan “menciut” bagi para pendengar yang tidak biasa dengan musik tersebut dan 8 bit (chiptune) juga sangat berhubungan dekat sekali dengan video game music. Musik apapun bisa dihasilkan 8 bit (chiptune) seperti metal, rock, jazz, pop, atau jenis lainnya, namun lagi-lagi dengan syarat resolusi suaranya 8 bit.

Rocket Rockers



The Story So Far…

1998 (Soeharto lengser, sebuah band pop punk lahir di Bandung)
Immorality President adalah band yang terbentuk menjadi cikal bakal Rocket Rockers. Firman (vocal/guitar), Aska (vocal/guitar), Bisma (bass), Doni (drums) adalah formasi awal Immorality President saat itu.

1999 (and the name is ROCKET ROCKERS!)
Firman (vocal/guitar) keluar dari Immorality President karena satu dan lain hal. Akhirnya mereka merekrut Al a.k.a Ucay untuk gabung di Immorality President. Namun nama band itu tidak berlangsung lama, sampai akhirnya Ucay mengusulkan nama Rocket Rockers sebagai penggantinya. Panggung pertama Rocket Rockers adalah di acara 17 Agustusan di lapangan komplek dekat Bisma tinggal. Rocket Rockers tampil di depan bapak-bapak, ibu-ibu dan warga sekitar yang duduk resmi namun Rocket Rockers tetap tampil ugal-ugalan dengan membawakan lagu-lagu berlirik tidak senonoh.

2000 (1st Compilation)

Untuk pertamakalinya Rocket Rockers masuk dalamsebuah kompilasi dari bonus CD majalah Fallen Angel bersama Poison The Well, Strung Out, Not Available, Step Forward dll. Di tahun 2000 ini, Rocket Rockers mulai sering main di pensi-pensi SMA dan acara-acara kolektif.

2001 (Punk Rock Show and Skateboarding events)
Rocket Rockers menjadi salah satu band pembuka konser Skin Of Tears (band punk asal Jerman) di teater terbuka Dago Tea House bersama Kuro!, Stadium 12 dan No Label. Di tahun yang sama pula Rocket Rockers medapat kontrak endorsement dengan Volcom dan Electric Sun Glasses. Sampai akhirnya Rocket Rockers kerapkali main di event skateboarding.

2002 (1st Album…BOOM!)
Rocket Rockers menjadi salah satu band pembuka di konser Last Show Ever-nya Puppen (band hardcore legendaris asal Bandung). Di tahun yang sama juga Rocket Rockers mengeluarkan album perdana-nya “Soundtrack For Your Life” di bawah naungan OffTheRecords. Album tersebutmencapai penjualan 15.000 copies lebih. Sampai suatu saat, single lagu “Finishkan” menjadi No.1 beberapa minggu di chart indie Radio Prambors.Berbagai media massa cetakpun memprediksikan Rocket Rockers menjadi “The Next Big Thing” (Hard Act To Follow Next Year) bersama Superman Is Dead, The White Stripes, The Hives dan The Vines –Majalah HAI No.45 11 Nov 2002-. Juga beberapa media massa seperti Boardriders, Ripple Magazine, Pause Magazine, Gadis, Kawanku, Pikiran Rakyat, dll mulai banyak mengulas Rocket Rockers. Untuk video clip, Rocket Rockers memilih single “Tergila” garapan Cerrahati dan sudah tayang di MTV. Pensi-pensi sampai acara independent-pun banyak mengundang Rocket Rockers untuk menjadi bagian dari acara. Sampai akhirnya gaung Rocket Rockers mulai merambah ke luar kota dan pulau. Sebutlah Jakarta, Bekasi, Subang, Pandeglang, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, sudah dilalui dan undangan dari Medan, Bali, Balikpapan, Ujung Pandang, Singapore, Malaysia terus meramaikan e-mail dan guestbook. Melihat demand yang semakin membesar terhadap Rocket Rockers, membuat mereka harus menjalankan band dengan professional.

2003 (Menembus layar lebar)
Di tahun ini juga Rocket Rockers sempat menjadi cameo dan pengisi scoring di film “Cinta 24 Karat” karya Richard Buntario. Di tahun yang sama, Doni (drummer) keluar dari Rocket Rockers dan digantikan oleh Ozom.
2004 (Major Label, Kontroversi & Struggle)
Di awal tahun ini Rocket Rockers di kontrak oleh Sony Music dan melahirkan album ke 2 “Ras Bebas” di tahun 2004. Album tersebut laris 20.000 copies dibulan pertama edar. Rocket Rockers di tahun 2004 telah membuat 3 video klip yang tayang di MTV, diataranya: “Bangkit”, “K.L.A.S.S.I.X” dan “Pesta”. Seperti biasa band indie yang memiliki grass root kuat lalu masuk major label akan menemui kontra-kontra dari core fans. Testimonial di website pun cukup memanas. Dan suatu saat ketika Rocket Rockers interview di sebuah radio di Makassar dan menyebutkan bahwa Rocket Rockers masuk Sony Music, keesokan harinya aksi panggung Rocket Rockers di sebuah pensi dihujani oleh ludah yang bertubi-tubi dari penonton. Penontonm terus meludahi dari lagu pertama sampai terakhir, namun Rocket Rockers tetap tegar main sampai lagu terakhir walaupun Ucay (vokal) badan dan muka-nya sudah dipenuhi oleh ludah. Seiring waktu dan kedewasaan scene, wacana indie-major mulai memudar, panggung Rocket Rockers pun berangsur aman di berbagai kota.

2006 (Masuk dalam film sejarah punk sedunia: PUNK’S NOT DEAD)

Rocket Rockers tahun ini berhasil membuat sejarah baru sebagai satu-satunya band Indonesia yang masuk ke dalam sebuah film dokumenter punk se-dunia “PUNK’S NOT DEAD THE MOVIE: A Revolution 30 Years In the Making”. Film yang disutradarai oleh Susan Dynner tersebut menelusuri perkembangan dan eksistensi punk rockn selama 30 tahun. Susan Dynner dalam film tersebut mencoba untuk menggambarkann betapa besarnya kultur punk di dunia. Ide awalnya ketika Susan menonton sebuah acara reuni akbar band-band punk tua sampai yang muda dengan sponsor LEVI’S. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat PUNK’S NOT DEAD THE MOVIE. Film tersebut menuai pujian dari festival seperti The Copenhagen International Documentary Film Festival, Melbourne International Film Festival, Buenos Aires Film Festival, San Francisco International Film Fastival hingga Cannes Film Festival. Band-band dan artis yang terlibat didalamnya: NOFX, Sex Pistols, Minor Threat, Bhttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4836482199613062947lack Flag, The Ramones, Dead Kennedys, Rancid, Greenday hingga band-band masa kini seperti My Chemical Romance, The Used, Thrice, SUM 41, Good Charlotte, Story Of The Year, dll. Juga interview beberapa tokoh penting punk lainnya. Rocket Rockers menjadi bagian dari rentetan band tersebut, adalah sesuatu yang sangat membanggakan. Di pertengahan 2006 Rocket Rockers masuk studio lagi untuk merampungkan album ke 3 “Better Season”. Tanpa di duga selesai rekaman, di akhir tahun 2006, 13 lagu Rocket Rockers menyebar hand to hand, hardisk to hardisk diluar kuasa Rocket Rockers. Lagu yang menyebar masih hasil mixing dan belum di mastering. Entah siapa yang menyebarkannya. Alhasil, materi lagu Rocket Rockers sudah menyebar ke pelosok nusantara. Hal tersebut terbukti saat manggung di berbagai daerah, semua sudah sing along.Request di internetpun membludak.

2007 (Resign from Sony/BMG)
Rocket Rockers di tahun ini mendapat endorsement dari produk sepatu yang dikelola oleh Tom Delonge (Blink182/Angel And Airwaves). Disamping itu, setelah menjalin kerjasama dengan Sony Music (yang sekarang menjadi Sony-BMG) selama kurang lebih 3 tahun, Rocket Rockers akhirnya putus kontrak dengan Sony-BMG dikarenakan sudah tidak adalagi kerjasama yang bisa menguntungkan. Akhirnya Rocket Rockers membuat label sendiri yang diberi nama Reach & Rich Records.

2008 (…a Better Season)

Di awal tahun 2008, Rocket Rockers berhasil menjadi salah satu band pembuka konser MXPX di Basket Hall A Senayan Jakarta bersama Superman Is Dead dan Fornufan.Rocket Rockers terpilih sebagai satu-satunya band rock Indonesia yang memiliki fans paling banyak di friendster yang mencapai 50.000 fans lebih dan alhasil Rocket Rockers di undang ke gathering Friendster oleh David Jones (founder of Friendster) di Grand Indonesia bersama RAN, Ten 2 Five dll. Setelah hampir 2 tahun materi album ke 3 yang bocor,lagu yang berjudul “Ingin Hilang Ingatan” menjadi top request di friendster dan radio-radio, bahkan di tv lokal sebelum waktunya keluar. Juni 2008, single dari album ke 3 “Better Season” dilepas ke radio-radio dan langsung meduduki posisi 1 di Radio Ardan Bandung dan menjadi top reques di lagu-lagu lainnya. Video clip yang digarap untuk album “Better Season” adalah “Terobsesi” yang dibuat oleh M.Irsan dari:Grafitasi (yang juga kameramen dari Rocket Rockers). Konsep video clipnya adalah lebih ke reality show yang menampilkan artis-artis, musisi dan teman-teman yang memberi testimonia untuk Rocket Rockers. Musisi dan artis yang ikut andil adalah: Ian Antono, Aura Kasih, Ronal Disko, Sogi, Ence, Masayu Anastasia, Melanie Soebono. Piyu Padi, Tri Utami, Purwacaraka, Tria Changcutters, Bayu O.B, Ajeng “Be a man”, Ocha “Weekend Seru” dan beberapa teman juga alien. Di tahun 2008 ini juga Rocket Rockers menjadi cover depan majalah RIPPLE, MOSH MAGAZINE, GREY MAGAZINE. Akhir juli Rocket Rockers akhirnya mengeluarkan album ke 3-nya yang sudah lama tertunda di bawah naungan label sendiri: Reach & Rich Records. Penjualan awal masih menerapkan direct selling di setiap panggung Rocket Rockers. Bahkan dibeberapa kesempatan, personel Rocket Rockers melakukan penjualan hand to hand yang lumayan mendapat apresiasi bagus. Setelah program direct selling, rencananya penjualan album “Better Season” akan bekerja sama dengan clothing lokal yang membuatkan T-shirt Rocket Rockers untuk dijual bersama CD ke seluruh nusantara. Video Clip “Terobsesi” dari album Better Season sudah tayang di MTV. Single ke-2 “Ingin Hilang Ingatan” untuk pertama kalinya masuk, dalam jangka waktu beberapa minggu langsung menduduki posisi chart nomer 1 di Ardan Top Request Chart menggeser posisi lagu “Laskar Pelangi” dari Nidji dan band-band dan penyanyi-penyanyi kelas Nasional Indonesia. Di tahun 2008 ini, walaupun merilis albumnya dengan records sendiri, Rocket Rockers berhasil mendapat panggung di layar kaca tv local dan nasional. Sebut saja “Dahsyat” RCTI, “Klik” dan “Planet Remaja” ANTV, “On The Spot” Trans7 dan beberapa acara tv lokal.

2011 (New Album)


Rocket Rockers sibuk menggarap album keempat mereka. Band asal Bandung itu pun menghidupkan kembali lagu lawas almarhum Imanez, 'Samalona' sebagai single. Lagu tersebut adalah hits milik sang penyanyi reggae yang dirilis sekitar tahun 1990. Rocket Rockers menyukai lagu tersebut dan mereka membuat ulang dengan khasnya. Nantinya keuntungan dari single ini juga akan masuk ke yayasan milik Imanez. Rencananya lagu tersebut akan di-take bulan Juni dan segera dirilis ke pasaran sebagai pembuka. Pelantun hits 'Ingin Hilang Ingatan' itu mengaku mencoba musik-musik baru yang lebih santai untuk karyanya nanti. Sedikit unsur reggae dipastikan akan masuk dalam album ke-4 band yang digawangi Ucay (vokal/synthesizer), Aska (vokal/gitar), Lowp (gitar), Bisma (bass) dan Ozom (drum) itu. Beberapa tone sound yang biasa dipakai Rocket Rockers pun mulai berubah.


Discography


Soundtrack for Your Life (2002)
list:
1. I Don't Want My Parents Watch My Band
2. Today Sell Out, Tomorrow Superstar
3. She's My Cheerleader
4. Tergila
5. Malam 1 Suro
6. Let Sleeping Dogs Lie!
7. Tragedi Tragis 1989
8. Nurse
9. Enough
10. Who Wants To Be My Gal?
11 It's Just Another Holiday
12. Finishkan!

link download: http://www.indieshow.biz/2009/12/rocket-rockers-soundtrack-for-your-life.html


Ras Bebas (2004)
list:
1. Unoriginal Skate Rock for mr Fat Mike
2. Bangkit
3. My Sweater Gets Wet
4. Pesta
5. Klassix
6. Bukan Solusi
7. Green Karma
8. Terdiam
9. Hah?!
10. Immortality President
11. Terapi Depresi
12. Save The Orphans
13. Ras Bebas
14. December 16th
15. Tergila

link download: http://www.indieshow.biz/2009/12/rocket-rockers-ras-bebas.html


Better Season (2008)
list:
1. Hidup Ini adalah Film Terbaik
2. Episode Ini
3. Hari Untukmu
4. Akhiri Sepi
5. Cinta karena Materi
6. Simbol Hati
7. Tunggu Apalagi
8. Your Fashion Costumed by The Intellect Orthodox
9. I Miss You
10. Yakinkan Hati dan Nurani
11. Ingin Hilang Ingatan
12. Romantisme Malam
13. Better Season
14. Terobsesi

link download: http://www.indieshow.biz/2009/03/rocket-rockers-better-season.html

Efek Rumah Kaca


Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi 3 orang dalam band-nya. Sebelumnya, band ini bernama "Hush" yang kemudian diganti menjadi "Superego", yang kemudian berubah lagi pada tahun 2005 menjadi "Efek Rumah Kaca" diambil dari salah satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.

Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak mengunakan banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Secara musikal, Efek Rumah Kaca cukup banyak dipengaruhi oleh Jeff Buckley, Smashing Pumpkins, Radiohead, Sting, Jon Anderson, hingga Bjork.

Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie Label Paviliun Records), Efek Rumah Kaca mendapat respon positif dari berbagai media dan kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini dengan antusias. Puluhan media cetak nasional memberi kredit yang baik. Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan single-single mereka, terutama lagu ”Cinta Melulu” ke dalam chart mereka. Kalangan pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum mengapresiasi musik Efek Rumah Kaca. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru.

Efek Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media-media musik menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, ”sesuatu yang berkualits sekaligus ’menjual’”, atau bahkan ”penyelamat musik Indonesia”.

Dan Efek Rumah Kaca masih menjadi band yang sama seperti sejak terbentuknya: berusaha terus menulis lagu sebagus dan seindah mungkin, sambil memotret kenyataan.


Discography


Efek Rumah Kaca (2007)
list:
1. Jalang
2. Jatuh Cinta Itu Biasa Saja
3. Bukan Lawan Jenis
4. Belanja Terus Sampai Mati
5. Insomnia
6. Debu-Debu Berterbangan
7. Di Udara
8. Efek Rumah Kaca
9. Melankolia
10. Cinta Melulu
11. Sebelah Mata
12. Desember

link download: http://www.downloadbox.org/music-indonesia/efek-rumah-kaca-album_25.html


Kamar Gelap (2008)
list:
1. Tubuhmu Membiru Tragis
2. Kau Dan Aku Menuju Ruang Hampa
3. Mosi Tidak Percaya
4. Lagu Kesepian
5. Hujan Jangan Marah
6. Kenakalan Remaja Di Era Informatika
7. Menjadi Indonesia
8. Kamar Gelap
9. Jangan Bakar Buku
10. Banyak Asap Di Sana
11. Laki-Laki Pemalu
12. Balerina

link download: http://www.indieshow.biz/2009/03/efek-rumah-kaca-kamar-gelap.html

White Shoes & The Couples Company





White Shoes & The Couples Company adalah sebuah kelompok musik yang membawakan musik Pop Indonesia. Musiknya banyak dipengaruhi oleh lagu-lagu dalam soundtrack filmclassic jazzclassic strings arrangements yang dibubuhi oleh irama retro disco, easy listening acoustic ballads dan sedikit sentuhan nada dari keyboard mainan anak-anak keluaran akhir tahun 70-an. Indonesia tahun 70-an, dan terinspirasi dengan semangat akustik para musisi tahun 30-an.

White Shoes & The Couples Company terbentuk pada tahun 2002 disebuah kampus kesenian dibilangan Jakarta Pusat. Dua mahasiswa Seni Rupa, Aprilia Apsari (Sari) & Yusmario Farabi (Rio), yang sedang menjalin hubungan asmara memutuskan untuk membuat sebuah grup musik, dengan mengajak teman dekat satu fakultas mereka yang bernama Saleh. Maka terbentuklah formasi pertama grup musik White Shoes & The Couples Company. Sari pada posisi vokal & violin, Rio pada posisi gitar rythm serta Saleh pada posisi gitar melodi. Atas dasar kebutuhan, kemudian Sari & Rio mengajak sepasang suami istri dari fakultas musik, Ricky pada posisi Bass & Cello serta Mela pada posisi Keyboard, Piano & Viola. Terakhir Ricky mengusulkan untuk merekrut kenalannya, John Navid yang juga dari fakultas musik menduduki posisi drummer.

White Shoes & The Couples Company kemudian merilis debut albumnya pada tahun 2005 lewat label Aksara Records dan didistribusikan oleh Universal Music Indonesia. Selain itu White Shoes & The Couples Company juga turut mengisi album soundtrack film “Janji Joni” dan “Berbagi Suami” produksi Kalyana Shira Films.

Setelah sukses dengan album perdananya, White Shoes & The Couples Company memproduksi mini album (EP) berjudul ”Skenario Masa Muda” yang dirilis oleh Aksara Records pada bulan September 2007. Mini album kali ini berjalan berkesinambungan dengan pergerakan melestarikan filem Indonesia masa lalu yang bekerjasama dengan Kineforum(Komite Film Dewan Kesenian Jakarta) dan Pusat Arsip Film Sinematek Indonesia.

White Shoes & The Couples Company juga telah menandatangani kontrak dengan Minty Fresh Records, sebuah label rekaman yang berasal dari Chicago, Amerika Serikat.
Sebelumnya, di bulan Januari 2007, pihak Minty Fresh Records bertemu dengan Aksara Records, yang kemudian sepakat memberikan lisensi kepada Minty Fresh untuk merilis album pertama White Shoes & The Couples Company. Pada bulan September 2007 lalu, Minty Fresh Records merilis album pertama White Shoes & The Couples Company di lima wilayah yaitu Amerika Serikat, Mexico, Kanada, Australia dan Jepang. Dalam album rilisan Minty Fresh ini, White Shoes & The Couples Company menambahkan 2 bonus lagu yaitu Kapiten & Gadis Desa, dan Sabda Alam. Artis-artis yang tergabung dalam Minty Fresh antara lain The Cardigans, Tahiti 80, Veruca Salt, Liz Phair, The Legendary Jim Ruiz Group, Kahimi Karie, Komeda, Ivy, The Poems, dan Prototypes.


Discography


White Shoes & The Couples Company (2005)
list:
1. Simple Overture
2. Nothing to Fear
3. Tentang Cita
4. Windu & Defrina
5. Runaway Song
6. Sunday Memory Lane
7. Brother John
8. Senandung Maaf
9. Senja
10. Nothing to Fear (Woodwind Version)
11. Topstar

link download: http://gudanglagu.com/category/w/white-shoes-couple-company/


Skenario Masa Muda (2007)
list:
1. Prelude
2. Super Reuni
3. Pelan Tapi Pasti
4. ...Foto Siapa?
5. Roman Ketiga
6. Today is No Sunday
7. Aksi Kucing

link download: http://www.mediafire.com/?mmznmizjtjg


Senja Menggila (2009)
list:
1. Senja Menggila
2. Zamrud Khatulistiwa
3. Bersandar
4. Nothing To Fear

link download: http://www.mediafire.com/?wcnydmiztmd


Vakansi (2010)
list:
1. Berjalan-jalan
2. Zamrud Khatulistiwa
3. Senja Menggila
4. Selangkah Keseberang (feat. Fariz RM)
5. Rented Room
6. Kampus Kemarau
7. Sans Titre
8. Hacienda
9. Masa Remadja
10. Ye Good Ol' Days
11. Vakansi (feat. Oele Pattiselanno)
12. Kisah dari Selatan Jakarta
13. Matahari

link download: http://gudanglagu.com/category/w/white-shoes-couple-company/



Konser Perdana Di Amerika Serikat

Aksi Panggung “Jadul” Mengguncang San Francisco

”One of 12 acts to watch at SXSW 2008!”
-Billboard Magazine

”One of the best bands on Myspace”
-Rolling Stone Magazine

”A deliciously anachronistic sound”
-TIME Magazine

”One of the 25 Most Crushworthy Bands of 2006-The Best Indie Pop Band from Indonesia Ever”
-All Music Guide

Nama band White Shoes and The Couples Company memang belum begitu terkenal Selain namanya terdengar aneh dan panjang, artinya pun tidak begitu jelas. Apalagi dengan dandanan “jadul” alias jaman dulu ala 70-an,terus terang saya agak sedikit ragu. Ragu akan kesuksesan konser dan kualitas musik mereka untuk telinga para penonton di San Francisco.Tapi saya langsung bangga begitu mendengar informasi bahwa band White Shoes ini merupakan satu-satunya band dari Indonesia yang dikontrak label musik Chicago Minty Fresh, dan juga satu-satunya band Indonesia yang diundang dalam festival musik indie terbesar di Amerika Serikat yakni South By South West di Austin, Texas.

Sehari sebelum manggung di panggung toko musik label independen ternama Amoeba dan klab musik indie pop The Make-Out Room,Kabari sempat berbincang sebentar dengan anggota white shoes. Ketika ditanya bagaimana perjalanan mereka ke Amerika, Ricky berujar, “Capek sih sudah pasti, tapi perasaan kita semua senang sekali. Bayangkan kita tuh semua (9 orang kru dan alat-alat musik) naik bis Greyhound dari Austin ke San Francisco, gara-gara ketinggalan pesawat. Untungnya pas disini kita dijemput oleh teman-teman Anak Negri Production dan atas kebaikan Bapak dan Ibu Konjen, kita menginap di Wisma sampai akhir kunjungan kita di San Francis
Malamnya, mereka manggung di klab The Make-Out Room, dengan pertunjukkan band pembuka Foxtail Summersault. Tidak disangka tiket terjual habis, dan suasana klab yang tadinya hening tiba-tiba penuh dengan orang-orang yang ingin melihat band White Shoes bermain. Walaupun lebih dari 75% pengunjung adalah masyarakat Indonesia, namun banyak juga orang-orang lokal yang antusias ingin menonton band White Shoes. Malam itu semua benar-benar terpikat dengan penampilan White Shoes. Terutama aksi sang vokalis utama, Sari,yang dengan suara merdunya sering menggoyang pinggulnya sambil mengibas-ibas kipas.

Sekitar sejam lamanya White Shoes menghibur penonton. Meski kebanyakan lagunya terdiri Bahasa Indonesia, ada juga beberapa yang berbahasa Inggris. Saat White Shoes menyanyikan lagu-lagu seperti “Senandung Maaf”, “Sabda Alam”, “Tentang Cita”, “Pelan Tapi Pasti”, “Windu & Defrina”, “Topstar”, dan“Kapiten dan Gadis Desa” banyak penonton Indonesia yang ikut menyanyi.Lalu saat lagu-lagu bahasa Inggris termasuk “Runaway Song” dan “Brother John” dinyanyikan, giliran penonton bule yang berdendang seru.

Konser akhirnya ditutup dengan lagu baru andalan mereka berjudul “Aksi Kucing”. Semua penonton Indonesia maupun bule ikut mendendangkan bagian dari lagunya yang berbunyi “Meong-Meong” atau “Meow-Meow” sembari berjoget. Sebelum konser selesai, John sempat mempertontonkan kebolehannya menggebuk dan bersolo drum ala Ringo Starr. Kontan penonton bertepuk tangan dan mengelu-ngelukan John. Di penghujung pertunjukan, banyak yang bilang “They’re awesome!” dan “They Kicked Ass!”. Akhirnya, semua pulang dengan hati senang karena suguhan musik yang tak terlupakan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mereka akan kembali tampil mengguncang Amerika!

VISIT

Pengikut

Total Tayangan Halaman