05 Nov 2008 -
Gitaris rock zaman ini yang mencari guru abadi atau sekedar melongok puncak permainan hanya akan menemui satu orang, siapa lagi kalau bukan Jimi Hendrix. Kepadanyalah dan dia sajalah segala tekhnik yang ada sekarang dirujukkan. Fenomena itu sebenarnya paradoks dengan kenyataan bahwa Jimi sudah tidak ada lagi. Dia meninggal di Rumah Sakit St. Mary Abbot, London, karena berlebihan menelan obat bius. Konon, dia mengakhiri hidupnya sendiri. Namun jika memperhatikan benar, Jimi-lah yang "menemukan" hampir semua kemungkinan eksplorasi bermain gitar. Pada masanya, ketika aksesoris sound masih sangat terbatas, dia sudah memainkan wah dan distorsi yang sempurna yang lalu menjadi fondasi Rock N Roll di masa-masa sesudahnya. Dia bahkan melengkapi diri dengan jurus-jurus akrobatik, misalnya memetik senar dengan gigi.
Lahir pada 27 November 1942 di Seattle, Amerika Serikat, dengan nama Johnny Allen Hendrix, Jimi menaruh perhatian kepada musik, khususnya gitar. Jagoan gitar pada masa itu, seperti B.B. King, Muddy Waters, Buddy Holly, dan Robert Johnson, sebagai idolanya. Gitar pertama, jenis akustik, diperolehnya pada ayahnya pada musim panas tahun 1958. Dengan modal itu dia bergabung dengan The Velvetones. Dan sejak itu jalan hidupnya seperti sudah digariskan. Dengan The Velvetones, Jimi hanya ikutan selama 3 bulan. Pada musim panas berikutnya, berbekal dengan gitar listrik baru yang lagi-lagi diperolehnya dari ayahnya, Jimi bergabung dengan The Rocking Kings. Sesudah itu Jimi sempat mengikuti wajib militer dan membentuk band di barak tapi tidak lama. Cedera yang memberhentikannya dari dinas. Perubahan besar terjadi ketika dia bertemu dengan Chas Chandler pembetot bass Animals, band yang punya hits The House of the Rising Sun. Chas yang memutuskan keluar dari Animals dan memilih pekerjaan baru sebagai manajer membawa Jimi ke Inggris. Di sana Chas mempertemukan Jimi dengan Mitch Mitchell, drummer, dan Noel Redding, pemain gitar yang diminta membetot bas. Bersama mereka berdua, Jimi lalu membentuk Jimi Hendrix Experience.
Experience cepat melambung. Single pertamanya, Hey Joe, sempat 10 minggu ngendon di tangga lagu-lagu Inggris, mencapai posisi tertinggi keenam pada awal 1967. Sukses ini segera disusul album Are You Experience. Inilah rekaman yang disebut-sebut sebagai kompilasi baru musik yang sama sekali radikal, album yang menyuarakan semangat generasi pada masa itu. Tapi popularitas di negeri sendiri baru diperoleh ketika Jimi berkesempatan manggung di Monterey International Pop Festival, County Fairground, Monterey, Kalifornia, pada 1967. Di sinilah Jimi memamerkan aksi teatrikal yang fenomenal, membakar dan menghancurkan gitarnya. Bendera karier Jimi terkerek tinggi-tinggi sejak itu. Dalam waktu kurang dari setahun, antara 1968-1969, bersama Mitch dan Noel, dia merilis Axis: Bold as Love dan album ganda Electric Ladyland. Pada album yang disebut terakhir Jimi, yang akhirnya memiliki studio sendiri, mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai gitaris maupun sebagai operator-sound engineer. Album itu sukses besar tapi korban tak terhindarkan, Experience Bubar.
Jimi memang tak lalu ikut tenggelam. Dia bahkan masih sempat meramaikan festival band yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah musik rock, Woodstock Music & Art Fair. Waktu itu tahun 1969, Jimi yang tampil bersama Gypsy Sons & Rainbows (antara lain diperkuat Mitch), mengantongi bayaran 125 ribu dolar Amerika Serikat, tertinggi di antara para artis lain. Sebuah bayaran yang pantas tapi rupanya itulah penampilan akbar terakhir bagi Jimi. Setahun kemudian ia lebih memilih meninggalkan semuanya, selama-lamanya. Pengaruh Jimi di dunia musik justru tetap hidup hingga kini.
semoga musicnya dapat berkembang sampai sekarang.
ST3 Telkom